Pages

Senin, 09 Februari 2015

Bingung Baca Label Nutrisi Makanan? Ini Caranya


Shutterstock
Ilustrasi
Label informasi nilai gizi (ING) pada kemasan pangan nampaknya jarang dilirik konsumen sebelum membeli. Padahal, membaca ING dapat membantu konsumen membatasi asupan gula, garam, dan lemak.
ING biasanya terdapat pada bagian samping maupun belakang dari produk kemasan dalam bentuk tabel. ING atau yang juga ditulis Nutrition Facs pada sejumlah produk ini memuat kandungan bahan makanan, seperti gula, garam, lemak, kolesterol, kalsium, vitamin A, protein, hingga karbohidrat total.
Kasubdit Standarisasi Pangan Khusus Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Yusra Egayanti menjelaskan, hal pertama yang perlu diperhatikan saat membaca label makanan adalah takaran saji (serving size).
Takaran saji yaitu berat atau volume makanan untuk satu kali konsumsi. Misalnya untuk makanan ditulis 35 gram atau 4 sendok makan. Adapun untuk cairan ditulis dalam ml. Dalam satu takaran saji itulah mengandung sekian lemak, kolesterol, gula, dan sebagainya.
“Kalau mau membandingkan produk mana yang gulanya lebih banyak misalnya,  lihat dulu takaran sajinya. Takaran sajinya harus sama, jadi apple to apple,” terang Ega beberapa waktu lalu di Jakarta.
Kemudian, di bawah tulisan takaran saji terdapat jumlah sajian per kemasan misalnya dalam satu kemasan mengandung lebih dari takaran saji. Barulah setelah itu, dicantumkan kandungan zat gizi atau nutrisi per sajian.
 Zat gizi yang wajib dicantumkan yaitu, energi total, lemak total, protein, karbohidrat total, natrium (garam). Namun, jika kandungan gula, garam, dan lemak kurang dari 1 gram per saji biasanya tidak dicantumkan.
Selain itu, di bagian kanan table terdapat % AKG (angka kecukupan gizi). AKG dalam persen dicantumkan untuk membantu memberikan informasi berapa kebutuhan nutrisi yang terpenuhi dari produk tersebut. Pada catatan kaki, biasanya dituliskan informasi bahwa perhitungan AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.
Konsumen pun perlu memperhatikan klaim label produk yang misalnya menyebut, “rendah lemak”, “bebas lemak”, “bebas gula” hinga “rendah natrium”. Ega menjelaskan, produk dikatakan rendah energi jika mengandung 40 kalori per saji, rendah gula jika kurang dari 5 gram per 100 gram, dan dikatakan rendah garam jika mengadung 120 mg per 100 gram.
Untuk Anda yang memiliki hipertensi atau darah tinggi, perhatikanlah jumlah garam per saji. Begitu pula dengan yang memiliki diabetes agar memilih makanan maupun minuman yang rendah gula atau tanpa gula sama sekali.
Untuk diingat, batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemkes) per orang per hari yaitu 50 gram (4 sendok makan) gula, 2000 miligram natrium/sodium atau 5 gram garam (1 sendok teh), dan untuk lemak hanya 67 gram (5 sendok makan minyak).
“Jadi dengan cermat membaca informasi nilai gizi diharapkan dapat membatasi asupan kebutuhan gizi untuk menghindari terkena penyakit tidak menular yang biasanya disebabkan oleh kebanyakan konsumsi gula, garam, dan lemak,” imbuhnya.

Sumber: http://health.kompas.com/read/2015/02/09/154857123/Bingung.Baca.Label.Nutrisi.Makanan.Ini.Caranya

0 komentar:

Posting Komentar

JANGAN BACA AJA DONK, KRITIK & SARANNYA MANA? KALIAN BISA ISI DI BAWAH INI. OKE