Pages

Sabtu, 24 Januari 2015

MITOS DAN FAKTA TENTANG NYERI

     
         Rasa nyeri tidak seharusnya diabaikan. Bila dibiarkan berlanjut dan tidak ditangani dengan tepat, rasa nyeri yang ringan sekalipun dapat berlangsung kronis dan semakin berat, bahkan menyebabkan depresi.1 Berbagai pandangan mengenai nyeri sering disampaikan, namun tidak semuanya tepat. Mari kenali mitos dan fakta seputar nyerasa nyeri berikut ini:

Mitos Nyeri #1: Nyeri merupakan gejala normal penuaan.

Nyeri hampir selalu dialami oleh orang yang telah lanjut usia dan hal ini dianggap sebagai suatu keadaan yang normal. Banyak orang lanjut usia menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang memang sudah saatnya dialami seiring dengan bertambahnya usia.2
Menurut pakar nyeri, pandangan ini merupakan mitos yang paling menyesatkan.  Nyeri yang dialami pada usia tua bukanlah hal normal. Bahkan walaupun banyak kondisi medis seperti osteoarthritis banyak dialami oleh usia lanjut, rasa nyeri tetap harus ditangani dengan tepat. Tidak hanya perlu mengatasi penyebabnya, namun rasa nyeri juga harus ditangai secara spesifik.1

Mitos Nyeri #2: Nyeri punggung bawah disebabkan oleh sendi/tulang di posisi tidak tepat

Mitos bahwa nyeri punggung hanya disebabkan oleh sendi dan tulang yang berada pada posisi tidak tepat dan semestinya dengan solusi yang paling mudah dilakukan adalah dengan gerakan-gerakan yang ‘mengembalikan’ tulang dan sendi pada posisi yang seharusnya.3
Pernyataan tersebut kurang tepat, karena justru sebagian besar kasus menunjukkan hasil foto rontgen atau scan yang normal dan tidak menunjukkan adanya tulang atau sendi yang tidak berada pada posisi yang seharusnya. Nyeri pada punggung bawah umumnya disebabkan oleh otot punggung bawah yang terkilir, radang sendi hingga infeksi bakteri. Melakukan gerakan-gerakan untuk ‘mengembalikan’ tulang belakang pada posisi yang seharusnya tidak akan ‘mengembalikan’ apapun. Karena pada penyebab otot punggung terkilir hanya dapat dihilangkan dengan mengistirahatkan otot. Pada kondisi radang sendi dapat dihilangkan dengan antinyeri seperti parasetamol dan anti radang. Terakhir, pada kondisi infeksi bakteri pada daerah tulang belakang bisa diobati dengan antibiotika dan antinyeri .3

Mitos Nyeri #3: Berbaring merupakan pengobatan terbaik untuk nyeri

Sejak lama, asumsi berbaring di tempat tidur dan beristirahat menjadi penanganan utama nyeri. Rasa nyeri pasti akan hilang dengan sendirinya bila telah beristirahat beberapa saat.1,3
Faktanya, tidak semua nyeri dapat hilang dengan sendirinya. Sebaliknya, untuk nyeri tulang belakang, berbaring lama malah memperburuk keadaan. Tentunya pada beberapa keadaan, seperti 1 hingga 2 hari setelah trauma istirahat tetap penting. Pengobatan nyeri seringkali juga tidak cukup dengan satu jenis terapi.
Dalam mengatasi nyeri yang sudah berlangsung lama, tidak hanya memerlukan istirahat, bahkan satu macam obat belum tentu cukup. Seringkali diperlukan pendekatan dari berbagai bidang secara menyeluruh, seperti terapi fisik, konseling psikologis, dan teknik relaksasi. Selalu konsultasikan hal ini dengan dokter Anda.1

Mitos Nyeri #4: Obat Anti Nyeri bisa menyebabkan kecanduan

Sebagian orang merasa takut untuk mengkonsumsi obat anti nyeri karena takut akan menyebabkan kecanduan. Faktanya, apabila dikonsumsi sesuai dosis dan petunjuk yang diberikan sangat jarang menyebabkan adiksi/kecanduan. Parasetamol merupakan salah satu pilihan obat pereda nyeri yang bisa digunakan karena merupakan salah satu golongan NSAID yang termasuk pada penanganan nyeri tingkat rendah hingga sedang.
”Setiap orang bisa toleran dan tergantung dengan semua jenis pengobatan, tapi bukan berarti itu adalah kecanduan” Ungkap dr. Christopher G., direktur pain medicine di NYU Langone Medical School. Tergantung secara fisik tidak berarti seseorang menjadi candu, karena hal tersebut dilatarbelakangi oleh penyakit dan gejala yang dialami, seperti contohnya pada pasien diabetes, jantung dan tiroid yang bergantung dengan obat-obatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun hal tersebut bukanlah berarti bahwa pasien-pasien tersebut mengalami kecanduan.
Ditulis oleh: dr. Sylvia Irawati, M.Gizi

Sumber : http://www.panadol.com/id/informasi-kesehatan/nyeri-dewasa/mitos-dan-fakta-nyeri.html

0 komentar:

Posting Komentar

JANGAN BACA AJA DONK, KRITIK & SARANNYA MANA? KALIAN BISA ISI DI BAWAH INI. OKE