Memahami tentang kesehatan mental seringkali disebut tidak semudah
memahami masalah kesehatan fisik, karena ciri yang tidak kasat mata,
seperti bekas luka atau tekanan darah tinggi yang bisa menjadi penanda
suatu penyakit pada pemeriksaan kesehatan fisik. Depresi, misalnya,
terkadang tidak disadari kemunculannya, bahkan oleh orang yang
mengalami, karena orang tidak mengenali ciri-ciri depresi yang
dialaminya.
Depresi dapat diartikan sebagai sebuah kondisi
gangguan psikologis dengan ciri adanya perasaan sedih atau kekosongan
mendalam. Orang yang depresi biasanya merasa bahwa mereka seolah masuk
ke dalam lubang yang dalam, gelap, dan sulit untuk keluar dari sana.
Berdasarkan
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V),
diagnosis depresi dapat diberikan (hanya melalui pemeriksaan oleh
profesional, seperti psikolog/ psikiater!) jika terjadi kemunculan atas
setidaknya 5 gejala dari set gejala berikut selama dua minggu
berturut-turut:
- Merasa tertekan (sedih, kosong)
- Kehilangan minat beraktivitas
- Nafsu makan/ berat badan terganggu
- Masalah tidur
- Gangguan psikomotorik
- Merasa lelah atau tidak berenergi
- Merasa tidak berharga/ bersalah
- Sulit berpikir/ konsentrasi/ mengambil keputusan
- Berpikir tentang kematian atau mencoba bunuh diri.
Kemunculan
gejala-gejala tersebut biasanya mengganggu fungsi harian dan menurunkan
produktivitas orang yang mengalaminya. Keparahan tingkat depresi dapat
ditentukan oleh jumlah gejala yang muncul dan intensitasnya.
Penelitian
mengenai depresi menunjukkan bahwa setiap orang dapat mengalami depresi
pada setidaknya satu masa dalam hidupnya. Pada dasarnya, depresi dapat
muncul sebagai manifestasi dari perasaan tertekan mendalam yang dialami
seseorang, karena masalah-masalah sehari-hari, perasaan kesepian, dan
alasan-alasan lain yang sangat manusiawi. Jadi, mengalami depresi adalah
hal yang wajar, bukan sesuatu yang aneh, apalagi memalukan.
Bisa dikendalikan
Kabar
baiknya, jika dapat dikenali dan ditangani dengan semestinya, depresi
dapat dikendalikan sehingga tidak akan mematikan fungsi keseharian orang
yang mengalaminya. Mudahnya, coba bayangkan seseorang yang mengalami
flu. Ia sadar bahwa ia flu karena ia beringus dan tenggorokannya sakit.
Ia pun mencoba menangani flunya sendiri, misalnya dengan lebih banyak
minum air putih dari biasanya, banyak makan buah dan sayur untuk
menambah asupan vitamin, dan berangkat tidur lebih cepat di malam hari.
Pendekatan
yang sama sebetulnya dapat diterapkan pada masalah kesehatan mental
seperti depresi. Langkah pertamanya perlu dimulai dari belajar mengenali
gejala depresi diri sendiri, sehingga tahu kapan perlu bertindak untuk
melakukan langkah-langkah penanganan yang diperlukan!
Walau
secara umum depresi ditunjukkan oleh sekelompok gejala tertentu, namun
gejala depresi yang menonjol dapat muncul berbeda pada tiap orang. Ada
yang misalnya lebih dikuasai oleh gejala perasaan dan pikiran, seperti
sedih berkepanjangan dan berpikir negatif tentang diri sendiri
terus-menerus, atau gejala fisik dan perilaku, seperti sulit tidur dan
tidak bisa beraktivitas karena merasa lelah sepanjang waktu.
Mengamati
ciri awal depresi yang khas pada diri sendiri adalah hal yang penting.
Kapanpun gejala awal tersebut muncul, maka seseorang akan dapat langsung
mengambil langkah untuk menanganinya. Semakin cepat ditangani tentu
semakin baik, bukan?
Nah, sekarang, bagaimana cara menanganinya?
Sebelum mulai di bagian ini, perlu diingat bahwa penanganan depresi,
terutama yang bersifat kronis, tentu paling disarankan untuk
dikonsultasikan dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Namun, ada juga cara-cara sederhana yang dapat dilakukan oleh orang yang
mengalami depresi itu sendiri untuk mengelola gejala depresinya.
Mari
kembali sejenak pada contoh flu yang telah dibahas sebelumnya. Dokter
dapat memberikan saran medis untuk mengatasi flu, dan memberikan obat
jika diperlukan, namun menambah jam istirahat dan menambah porsi buah
sebagai asupan vitamin adalah cara ampuh menangani flu yang dapat
dilakukan sendiri dan atas kesadaran sendiri pula.
Pada konteks
depresi, penanganan mandiri yang dapat dilakukan antara lain menjalankan
hobi secara rutin, berolahraga untuk mengelola kondisi fisik dan
menenangkan pikiran, melakukan kegiatan yang menyenangkan setidaknya
satu kali setiap hari atau ketika gejala depresi muncul, dan bercerita
kepada orang yang dapat dipercaya untuk menumpahkan perasaan.
Cara-cara
tersebut dapat menjadi jurus yang sederhana namun ampuh untuk
mengelola depresi, karena, ingatlah, pada dasarnya setiap orang mampu
mengendalikan depresi, dan bukan sebaliknya, dikendalikan oleh depresi.
Selamat mencoba!
Sumber : http://health.kompas.com/read/2015/02/05/100320523/Apakah.Saya.Depresi.Kenali.Tanda-tandanya
Senin, 23 Februari 2015
Apakah Saya Depresi? Kenali Tanda-tandanya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
JANGAN BACA AJA DONK, KRITIK & SARANNYA MANA? KALIAN BISA ISI DI BAWAH INI. OKE